Tahun lalu November 2013, akhirnya ko David Cayadi memutuskan untuk melangkah 1 langkah lebih ke depan. Setelah saya merengek untuk dipinang dengan perjuangan yang panjang dan berdarah-darah (lebay). Tapi sebagai kaum perempuan, kamu jangan menunggu pasanganmu untuk ngadain event proposal yang meriah [saya juga mengimpikannya loh ko David :) ] Kelamaan tahu gak! hehe. Tidak semua pria berani untuk mengambil langkah merid dan belum tentu mereka memikirkannya kalo kita kaum cewe gak ingetin mereka dan sedikit memaksa. hehe.
Mulanya kami mau bikin konsep resepsinya di beberapa tempat, mau membagi bagi resepsi keluarga sendiri, resepsi kerabat kantor dan gereja sendiri, resepsi teman-teman dekat sendiri. Asik sih banyak makan makannya dan ngobrol reuniannya jadi pas dan pasti seru karena lebih terasa keakrabannya dan bisa duduk lama lama (klo resepsi kan berdiri, makan meja mahal ah mejanya). Tapi kebayang kan pengkornya! Hari ini resepsi keluarga, besok sama kerabat kantor dan gereja, lalu teman-teman dekat. Kami pun berpikir ulang. Ya lebih baik digabungkan ditumpek jadi satu. Btw, jadi satu aja sudah pengkor loh!
Setelah konsep matang dimulai lah perjuangan kami, kami mulai cari cari vendor pernikahan, lihat lihat palang harga buat resepsi 400 pax yang bisa terjangkau di kantong kami. Harga beragam mulai dari 20 jt - 100an jt juga ada. Tapi masih belum memutuskan mau ambil yang mana. Kami juga gak lupa ke pewajib (pengurus gereja) tanya tanya pengalaman buat resepsi gimana atau ada kenalan siapa yang bisa bantu kami. Eh ternyata kami dikenalin sama pawang catatan sipil dan dia juga merangkap EO (event organizer). Wah kebetulan sekali langsung lah kami ditawarin beberapa paket yang harga nya juga gak bikin kantong bolong.
Kami preparing merid itu 2,5 bulan loh. Waktu yang singkat bukan! Kami berdua juga orang kantor yang cuti nya bisa dihitung dengan jari hiks. Tapi Tuhan atur yang terbaik dan Dia menyediakan EO untuk kami, singkat cerita kami memilih paket yang seharga ... (kasih tau gak ya.. hehe yang mau tau rincian harga pm saya saja) Namanya paket udah all in, udah lumayan tenang. Gak tenangnya kami pilih tanggal 25 januari dan kata ibu ibu di tv bakal banjir besar di Jakarta dan memang lagi musim banjir. Cilaka 12 dah. Saya takut kalau gereja hall 13 tempat kami diberkati itu banjir dan memang suka banjir. Ya ujungnya kami hanya bisa berserah dan banyak banyak berdoa. (karena udah deal tanggal, dan kalo berubah kena charge harga yang cukup fantastis nominalnya)
Semua sudah lengkap karena ada EO yang urus, kami datang waktu dipanggil saja untuk minta persetujuan atau rapat mengenai susunan panitia. Seringnya kami rapat di Golden Truly Mall Gunsar, wah tempat tak terlupakan deh. Hujan hujan kesana janjian jam 6 sore eh si cici nya baru datang jam 8 malam. Sering begitu dan kami jadi luntang lantung di mall (Ko David gak suka pergi ke mall nih ceritanya). Tak terhitung deh sudah berapa kali kami kesana pokonya sampe bosen sampe mau muntah.
Tibalah H-1 kata orang ini pasti deg-deg an karena semakin dekat dengan hari H nya, tapi saya biasa saja. Persiapan yang saya lakukan adalah menghafal doa yang telah saya draft terlebih dahulu dan diapprove dulu sama Mr. Dave (mantan saya dulu, kami berhasil menjalani masa ospek pacaran selama 5 tahun, hitungin deh air matanya udah berapa ember terus hitungin juga bahagianya udah berapa drum.. hehe) Doa saya simple (aduh draft nya ilang) saya berdoa pertama bersyukur telah mempertemukan kami berdua, berdoa minta berkat agar Tuhan melindungi orang tua yang telah banyak jasa pada kami, dan point ketiga paling sakral nih berdoa buat janji suci kami berdua untuk sehidup semati dan mau mempersembahkan keluarga kecil kami untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.
Karena Jakarta lagi banjir, sayangnya hotel yang telah kami booking juga kena banjir. Alhasil dengan keriwehannya kami pindah ke hotel Peninsula di mangga besar yang rate nya 460k per malam. Sedih! Mahal! Kami sewa 3 kamar. Hotelnya besar loh asik, saya paling senang di toiletnya ada bathtub nya. Kami pun tertidur lelap, setelah mengobrol dengan beberapa rekan yang besok akan membantu kami. Thank you so much yaa.. (papa nya ko David gak tidur, hmm senang gelisah atau apa ya? no idea)
Kami bangun subuh pagi pagi, mandi satu per satu lalu pergi ke san san salon pake jalan kaki (jalan kaki subuh subuh di jakarta asik gak ada polusi dan adem). Yang perempuan didandan rapih, ada Mamah saya, Kukuh, Yenny sahabat saya, Ira teman saya, Novi adik saya. Kami semua dimenorin, dipulas muka nya biar ok.
Kami semua berangkat ke gereja dan sampai disana masih terlalu pagi, sambil membunuh waktu saya langsung membuka lembaran doa emas saya, saya lihat lagi baik baik takut ada yang lupa atau gagap nanti doanya, bisa kacau acaranya. Ko David juga ngajak saya untuk latihan doa dipantau oleh mami tercinta alias sahabat saya yang namanya Yenny. Again! Yenny! Hehehe,, iyalah wong sahabat saya selalu disamping saya dari H-1 sampai H+,, wah gak deng menemani sampai hari H saja. Kata Yenny doa kami bagus, thank you Yenny buat review nya.
Kami disuruh balik lagi ke hotel untuk foto di kamar pengantin, tapi kami menolaknya karena malas dan takut telat untuk menghadiri catatan sipil. Jadinya kami tunggu saja di sebuah ruangan, menunggu sang hakim sambil makan nasi uduk buatan pewajib hall saya.
Jam 9 tiba, hakim pun masuk ruangan. Bodor sekali hakimnya, dia membacakan data diri kami berdua lalu menceramahi kami dengan singkat padat jelas, intinya kami tidak boleh bercerai dan hanya boleh memiliki 1 pasangan saja (yaaaaah.. hehehe) katanya memiliki satu sudah repot jangan dibikin repot lagi hahaha. Palu pun diketuk tok tok tok tanda kami sah menjadi pasutri secara catatan sipil. Horeee!!
Lanjut acara pemberkatan gereja. Oh ya seharusnya lebih baik pemberkatan dahulu baru catatan sipil. Namanya catatan sipil berarti mencatat apa yang telah terjadi. Tapi case saya susah kalau melakukan acara pemberkatan dahulu karena resepsi saya adakan pada tengah hari supaya keluarga dari Bandung tidak terlalu malam pulang ke bandung lagi. Sekalian menggencet biaya agar tidak ada tambahan biaya hotel lagi. Hotel di Jakarta mahal soalnya.
Saya dan ko David masuk ke dalam gereja, banyak yang memandang saya. Wah jadi ratu sehari lumayan. Saat kami masuk diiringi oleh musik kidung yang dimainkan oleh bang Holong, teman dekat kami berdua. Bagus deh musiknya. Saya sangat suka lagu kidung. Kami berdua berjalan menuju pelaminan dan kita semua diajak untuk berkidung sebuah lagu judulnya Aku Bunga Kecil oleh MC.
Doa dipanjatkan, doa berkat diberikan oleh para penatua, dan kami saling memakaikan cincin di jari manis kami masing masing, Ciz!! kilat foto terus mencari muka kami sebagai objek foto terpopuler hari itu. Kotbah pun diberikan, saat itu kotbah mengenai anggur baru yang terus ada di pesta perkawinan di Kana, padahal mereka sudah kehabisan anggur. Tapi karena ada Tuhan di dalam keluarga atau pernikahan mereka, maka anggur baru terus mengalir membuat keluarga ini terus bergairah untuk pekerjaan Tuhan.
Acara pemberkatan selesai, lanjut yok ke resepsi.
Oh ya puji Tuhan banget loh seharian gak hujan, kalau hujan bingung bagaimana menyelamatkan gaun kandang ayam saya. Berhubung gaun pinjaman, jadi saya berkewajiban untuk hati hati apalagi gaun ini warnanya putih, kalau ada yang kotor atau rusak saya bisa disuruh ganti sama salonnya. Jangan sampe deh ya.
Banyak tamu sudah datang dan menyambut kedatangan kami. Acara demi acara pun kami lakukan mulai dari suap suapan kue sampai kissing. Ada lempar boneka juga dan finalisnya adalah Marcella, Ericknya Inggrid (inggrid lagi ke hongkong nih, serunyaaaa. Mari kita tagih oleh olehnya hehe), Teplon, lalu Lia. Dan pemenang nya Lia karena dia beruntung mendapatkan boneka yang berbeda warna kelopaknya. Mitosnya kalau dapet hadiah doorprize wedding bakal cepat merid eh ternyata benar, April 2014 dia langsung merid juga. Puji Tuhan!
Acara makan makan diiringi lagu dangdut pun berjalan. Aih dangdut! I hate dangdut so much! Dan berulang kali saya protes, TETAP NYANYI DANGDUT DONG. Wah dia gak ada persiapan lagu lain deh, bikin malu saja hahaha. Tahu gitu request lagu inggris ya, lebih sedap dan sedikit orang yang mengerti. Atau lagu kidung, yah baru kepikiran. Ini gara gara belum dibriefing nih mba penyanyi nya.
Tamu tamu bergantian menyalami saya, wah rasanya seperti ini menikah berdiri di pelaminan dan pegalnya minta ampun hahaha. Saya pake hak sepatu tinggi soale. Banyak keluarga kerabat yang datang, dan tentunya ada Van de AB geng minus mpo dan sui (aaaa, where are you guys?) thank you ya udah bela belain sewa mini bus buat jalan ke jakarta yang lagi banjir ini, terima kasih atas support dan kedatangannya. Terimakasih buat bu koor ibu Grace K beserta calon suami Arnold Swatsineger, ibu Marcella beserta calon suami Erik, tukang sayur lontong beserta calon suami yang namanya erik juga, Teplon yang sibuk ngebidan tapi masi sempet kasih waktu buat saya, Mbe yang datang dengan rambut galingnya, Shirleen yang muncul tiba tiba setelah berabad abad hilang dari dunia reuni, Vonny juga yang sangat curios dengan pernikahan saya, dan special thanks to Our lovely mommy, Yenny Kartika, my Bestmaid. Thanks too for Rugun Anastasia Debora Siagian jauh jauh juga dari bandung, buat Marline, Sharen Song, Deedee (gile mukanya beda banget, dan ada yang ngecengan lu). Thanks to duo imut ko Anton dan ko Andy yang gak jafi ke bandung gara gara hadirin wedding gw. Thank youu. Dan thanks juga buat Erasmus Reva Abrianto Tode yang kerja di jakarta tapi gak pernah ketemu haha. Big thanks juga buat sodara sodara saya yang jauh jauh datang dari Bandung, Jawa, dan Jakarta. Terimakasih atas doa dan kedatangannya.
Pemberkatan, resepsi, catatan sipil udah kelar. Horay sah sah. Semua hingar bingar celotehan reuni hilang begitu saja, saya balik ke hotel dan cuma ada pria di sebelah saya yang lagi cengar cengir (mungkin) Tepatnya saya lupa bagaimana. Imajinasi saya terlalu berlebihan kawan. Jangan ditiru.
Besoknya kami cabut ke bandara soeta. Asik Bali, im coming! Wait me! Ini pertama kalinya saya naik pesawat. Ditunggu saja cerita nya kalau saya lagi gak malas menulis, tapi yang lebih parah saya lupa detailnya. Ngapain dan kemana saja disana. Soalnya foto foto hilang bersamaan dengan tab kami yang tiba tiba ngehang. Hiks.
Tetap semangat tetap sehat dan makin cinta Tuhan ya. Kita bertemu lagi di blog selanjutnya.
Kami semua berangkat ke gereja dan sampai disana masih terlalu pagi, sambil membunuh waktu saya langsung membuka lembaran doa emas saya, saya lihat lagi baik baik takut ada yang lupa atau gagap nanti doanya, bisa kacau acaranya. Ko David juga ngajak saya untuk latihan doa dipantau oleh mami tercinta alias sahabat saya yang namanya Yenny. Again! Yenny! Hehehe,, iyalah wong sahabat saya selalu disamping saya dari H-1 sampai H+,, wah gak deng menemani sampai hari H saja. Kata Yenny doa kami bagus, thank you Yenny buat review nya.
Kami disuruh balik lagi ke hotel untuk foto di kamar pengantin, tapi kami menolaknya karena malas dan takut telat untuk menghadiri catatan sipil. Jadinya kami tunggu saja di sebuah ruangan, menunggu sang hakim sambil makan nasi uduk buatan pewajib hall saya.
Jam 9 tiba, hakim pun masuk ruangan. Bodor sekali hakimnya, dia membacakan data diri kami berdua lalu menceramahi kami dengan singkat padat jelas, intinya kami tidak boleh bercerai dan hanya boleh memiliki 1 pasangan saja (yaaaaah.. hehehe) katanya memiliki satu sudah repot jangan dibikin repot lagi hahaha. Palu pun diketuk tok tok tok tanda kami sah menjadi pasutri secara catatan sipil. Horeee!!
Lanjut acara pemberkatan gereja. Oh ya seharusnya lebih baik pemberkatan dahulu baru catatan sipil. Namanya catatan sipil berarti mencatat apa yang telah terjadi. Tapi case saya susah kalau melakukan acara pemberkatan dahulu karena resepsi saya adakan pada tengah hari supaya keluarga dari Bandung tidak terlalu malam pulang ke bandung lagi. Sekalian menggencet biaya agar tidak ada tambahan biaya hotel lagi. Hotel di Jakarta mahal soalnya.
Saya dan ko David masuk ke dalam gereja, banyak yang memandang saya. Wah jadi ratu sehari lumayan. Saat kami masuk diiringi oleh musik kidung yang dimainkan oleh bang Holong, teman dekat kami berdua. Bagus deh musiknya. Saya sangat suka lagu kidung. Kami berdua berjalan menuju pelaminan dan kita semua diajak untuk berkidung sebuah lagu judulnya Aku Bunga Kecil oleh MC.
Doa dipanjatkan, doa berkat diberikan oleh para penatua, dan kami saling memakaikan cincin di jari manis kami masing masing, Ciz!! kilat foto terus mencari muka kami sebagai objek foto terpopuler hari itu. Kotbah pun diberikan, saat itu kotbah mengenai anggur baru yang terus ada di pesta perkawinan di Kana, padahal mereka sudah kehabisan anggur. Tapi karena ada Tuhan di dalam keluarga atau pernikahan mereka, maka anggur baru terus mengalir membuat keluarga ini terus bergairah untuk pekerjaan Tuhan.
Thank you Pak Lingga untuk karangan bunga nya
Oh ya puji Tuhan banget loh seharian gak hujan, kalau hujan bingung bagaimana menyelamatkan gaun kandang ayam saya. Berhubung gaun pinjaman, jadi saya berkewajiban untuk hati hati apalagi gaun ini warnanya putih, kalau ada yang kotor atau rusak saya bisa disuruh ganti sama salonnya. Jangan sampe deh ya.
Banyak tamu sudah datang dan menyambut kedatangan kami. Acara demi acara pun kami lakukan mulai dari suap suapan kue sampai kissing. Ada lempar boneka juga dan finalisnya adalah Marcella, Ericknya Inggrid (inggrid lagi ke hongkong nih, serunyaaaa. Mari kita tagih oleh olehnya hehe), Teplon, lalu Lia. Dan pemenang nya Lia karena dia beruntung mendapatkan boneka yang berbeda warna kelopaknya. Mitosnya kalau dapet hadiah doorprize wedding bakal cepat merid eh ternyata benar, April 2014 dia langsung merid juga. Puji Tuhan!
Tamu tamu bergantian menyalami saya, wah rasanya seperti ini menikah berdiri di pelaminan dan pegalnya minta ampun hahaha. Saya pake hak sepatu tinggi soale. Banyak keluarga kerabat yang datang, dan tentunya ada Van de AB geng minus mpo dan sui (aaaa, where are you guys?) thank you ya udah bela belain sewa mini bus buat jalan ke jakarta yang lagi banjir ini, terima kasih atas support dan kedatangannya. Terimakasih buat bu koor ibu Grace K beserta calon suami Arnold Swatsineger, ibu Marcella beserta calon suami Erik, tukang sayur lontong beserta calon suami yang namanya erik juga, Teplon yang sibuk ngebidan tapi masi sempet kasih waktu buat saya, Mbe yang datang dengan rambut galingnya, Shirleen yang muncul tiba tiba setelah berabad abad hilang dari dunia reuni, Vonny juga yang sangat curios dengan pernikahan saya, dan special thanks to Our lovely mommy, Yenny Kartika, my Bestmaid. Thanks too for Rugun Anastasia Debora Siagian jauh jauh juga dari bandung, buat Marline, Sharen Song, Deedee (gile mukanya beda banget, dan ada yang ngecengan lu). Thanks to duo imut ko Anton dan ko Andy yang gak jafi ke bandung gara gara hadirin wedding gw. Thank youu. Dan thanks juga buat Erasmus Reva Abrianto Tode yang kerja di jakarta tapi gak pernah ketemu haha. Big thanks juga buat sodara sodara saya yang jauh jauh datang dari Bandung, Jawa, dan Jakarta. Terimakasih atas doa dan kedatangannya.
Besoknya kami cabut ke bandara soeta. Asik Bali, im coming! Wait me! Ini pertama kalinya saya naik pesawat. Ditunggu saja cerita nya kalau saya lagi gak malas menulis, tapi yang lebih parah saya lupa detailnya. Ngapain dan kemana saja disana. Soalnya foto foto hilang bersamaan dengan tab kami yang tiba tiba ngehang. Hiks.
Tetap semangat tetap sehat dan makin cinta Tuhan ya. Kita bertemu lagi di blog selanjutnya.
No comments:
Post a Comment