Jarak Bandung dan Jakarta hanya beda 150 km, tetapi banyak perbedaan diantara keduanya, yok coba dikupas.. Ini berdasarkan apa yang gw rasain ya karena saya tinggal di Bandung sudah cukup lama yaitu 22 tahun, dan di Jakarta ini saya sudah tinggal hampir 5 tahun.. Saya kupas 6 point ya.. No offense loh!
Keadaan Organ Tubuh Kamu
Di Bandung itu adem, hidung terjaga banget, hirup oksigen yang banyak dan segar rasanya. Tidak begitu banyak pepohonan, tapi udara masih asri dan tidak begitu sepolusi di Jakarta. Seperti ada AC raksasa jika kamu kamu ada di Bandung, hemat biaya listrik yang pastinya. Keringat akan muncul kalau kamu kamu disuruh lari lapangan 10x sama guru olahraga sekolah kamu, atau kalau kamu lagi berpikir keras. Beda dengan Jakarta, ketika kamu mendekati Jakarta misal sampai di daerah Cikarang, Cikampek, atau Bekasi udara panas mulai menyerang, langit biru mulai tertutup oleh abu abu kendaraan bermotor yang memang sudah membludak sekali sehingga kemacetan sering sekali terjadi. Di rumah kamu di setiap ruangannya harus terpasang 1 unit AC minimal setengah PK deh, biar badan kamu merasa nyaman. Untuk hangout makan di luar, boleh tapi tidak bisa lebih dari 1 jam durasi nya hehe, jadi kebanyakan orang pada hangout di mall mall atau cafe yang berAC dan ber-WIFI (mayoritas tersedia). Harus pakai masker (kalau rajin) untuk menghindari debu debu jalanan kota, musti pakai kacamata juga karena suka ada kerikil yang menclok di mata. Jalan di pedestrian akan membuat kulit kamu kering, berkeringat, juga lengket, satu satu nya jalan lindungi tubuhmu dengan jaket, anggap aja sauna gratis hihi (bisa nambah putih katanya mah). Kamu juga bisa sauna tanpa butuh jaket di Jakarta syarat nya harus mati lampu tengah malem jam 12 malem jam 1 pagi gitu, rasanya sama deh kaya sauna plus kalo kamarmu ada bolongnya, mantep de nyamuk juga ikutan pesta ngisep eritrosit kamu. Jakarta adem kalau habis hujan, kurang begitu adem juga sih masih ada lengket lengket nya.
Gaya Berbahasa
Di Bandung banyak orang ramah, sering bilang punten kalau melewati orang lain padahal kita sama sama gak kenal, sering tersenyum (ketika mata berpapasan mereka akan mengajak tersenyum), sering bagi bagi makanan dengan orang yang tidak dikenal di angkutan umum (tidak takut diracun mungkin ya - saling percaya), bahasa yang digunakan kebanyakan bahasa indonesia ada juga yang menggunakan bahasa sunda lemes jarang banget ada yang berbicara kasar kecuali dia senang naik darah. Oh ya sering basa basi juga sebenernya orang yang bertanya tersebut sudah tau jawaban yang dia tanyakan, misal mau pulang ke rumah ya? Jelas jawabannya iya karena si orang yang bertanya ini adalah si tetangga yang rumahnya beda berapa rumah doang dengan si yang ditanya dan sedang jam pulang kantor. Ini hanya untuk memperakrab saja, misal kalau berpapasan tidak senyum tidak bertanya pasti akan ada ketidaknyamanan hati hihi. Kalau ibu ibu sudah ngobrol, lebih baik jangan ditunggu karena akan lama sekali selesainya, di ruang tamu ibu ini bilang permisi mau pulang, bergeraklah ia bersama si ibu yang punya rumah ke pagar rumah, sampai di pagar rumah lanjut lagi mengobrol eaa kapan selesainya. Ini sering saya alami kalau memanggil mama saya pulang dari rumah tetangga saat jaman belum ada hp. Kalau sekarang 10 menit belum sampai rumah juga, saya telp mama saya lagi untuk segera benar benar pulang.
Kalau di Jakarta mayoritas orang nya straight to the point dan urban banget. Di Jakarta kota metropolitan tingkat kriminalitas tinggi, sehingga orang orang yang tidak saling kenal ini menjadi selfish, ada yang kecopetan pura pura tidak tahu karena takut kena getah juga karena mereka memiliki benda tajam yang bisa melukai badan, sehingga mau tidak mau semua bungkam (sedih). Hebat sih kalau ada yang mau melawan, setahu saya tetap berbahaya juga karena teman teman si pencopet juga di dalam angkutan umum tersebut. Dalam KRL juga banyak tragedi tragedi rebutan tempat duduk yang seuprit (perang pantat), atau malah memaki ibu hamil agar tidak songong, atau pura pura tidak tahu ada orang lansia/bumil/orang tua dengan anak bocah/penyandang disabilitas. Untuk bertanya jalan juga sudah sungkan, karena sudah ada teknologi waze/google maps yang mungkin bisa salah kasih petunjuk jalan ke kita. Dengan tetangga tidak saling kenal, padahal pertolongan pertama datangnya dari tetangga sebelah kanan kiri rumah kita.
Hujan or Tidak Hujan
Bandung juaranya hujan kemana mana bawa jas hujan / payung, suasana ini bikin melow melow gimana gitu, inginnya tidur di bawah selimut terus alias mager (males gerak). Intensitasnya beragam kadang tinggi kadang rintik. Dahulu Bandung jarang banjir tapi sekarang berita banjir di Bandung sering banget huxhuxhux. Jakarta aman dari hujan maksimal, jarang hujan mau kemana mana tidak pakai ribet yeaay, hujan datang saat saya mau memejamkan mata (keadaan setengah mati = bobo) lumayan adem Jakarta. Tapi kalau hujannya terus menerus datang, Jakarta bisa banjir hehehe. Untung daerah saya tidak kebanjiran. Saya sempat mengalami banjir 2x di dearah Jakarta yang lain dan itu bukan moment enak sih.
Yang ditunggu tunggu : MAKANAN
Makanan di Bandung lebih variatif dan kreatif, harga terjangkau juga. Saya paling suka makan sayur asem kacang merah (made by my mom), kupat tahu padalarang, ayam goreng sambel pete, pete, lalaban, ikan-ikanan. Karena daerahnya dingin jadi ketika di Bandung lebih nyummy makan banyak daging dibanding makan banyak sayuran (padahal seger abis). Banyak banget cafe cafe tongkrongan anak muda yang bermunculan juga membuat lebih banyak lagi variasi makanan yang ditawarkan. Ada yang menyediakan porsi kuli juga ada yang pelit depends on tempat nya sih, kebanyakan kasih porsi yang ok kalau di Bandung. Nongkrong di cafe dengan suasana yang asik duh nikmatnya menikmati dunia sambil liat bintang bintang di langit Bandung.
Makanan di Jakarta juga tidak mau kalah tapi harga nya agak mahal, soal rasa enak di Bandung, di Jakarta asal ada garam micin cukuplah kurang gurih gurih sedapnya, mungkin asal jadi karena mengingat waktu di Jakarta terasa lebih singkat padat dan harus menghasilkan yang banyak agar margin yang didapat besar eaa. Karena udara Jakarta yang panas, disini saya lebih suka sayuran untuk menyegarkan tenggorokan saya. Lima tahun ini kalau saya makan gorengan di Jakarta pasti langsung konslet (sakit tenggorokan yang akhirnya jatoh ke arah batuk), jika makan di Bandung biasa aja tuh. Ternyata oh ternyata karena saya kurang minum saudara saudara, semenjak saya minum 2 liter air saat jam kantor tenggorokan saya fine fine saja kalau makan gorengan. Kalau di Bandung ada udara adem yang membantu, kalau di Jakarta air di dalam tubuh nya malah dicolong si gorengan hahaha. Banyak juga makanan makanan enak dari restoran Jakarta yang pernah saya makan contohnya ketoprak, pempek tekwan, johni steak, bakmi bakmi yang bertebaran. Kalau mau ke cafe di Jakarta sebaiknya browsing dulu lihat dari review orang worthed gak, harga nya sesuai dengan kantong kamu kamu gak, jangan sampai boncos gara gara jual mahal sama si mba mba yang jaga cafe or sama gebetan/mantan yang mau kamu deketin lagi hihihi.
Transportasi
Kendaraan umum di Bandung gak seru, kamu harus banyak tanya karena mungkin akan ada point transit dan kamu harus menambah kocek lagi untuk naik angkutan umum selanjutnya, bahkan ada yang beberapa kali transit, dan ini bisa kamu cek dulu di google sih kalau ada, atau tanya sama warga sekitar yang kalau mereka tau mereka siap mengarahkan anda. Kalau gak mau ribet bisa pakai gojek grab juga koq, dia sudah merambah ke area Bandung dan sekitarnya. Di Jakarta juga dengan adanya taksi online (gojek, grab, uber, dll) semua lebih mudah dan murah (kalau promo promo nya gak berhenti ya). Bandung juga punya Bandros, kalau kamu mau jalan jalan keliling kota Bandung. Ada juga bus Damri.
Di Jakarta sudah ok sih dengan adanya Busway, terintegrasi kemana mana dan harga nya sangat terjangkau jika jaraknya memang jauh sekali. Tetapi masih kurang efektif karena banyaknya kendaraan pribadi yang masih saja ngiler lewat jalur busway yang lagi kosong.
Lapangan Pekerjaan
Jika kerja kantoran di daerah Bandung, siap siap ada yang harus kerja di hari Sabtu ya. Kalau di Jakarta sudah jarang deh, Sabtu libur is a must! Urusan dollar yang diterima, saya melihat kalau di Jakarta kamu akan dapat 2x lipat dollar dibanding kamu kerja di Bandung. Untuk yang dari luar kota musti diperhatikan lagi untuk biaya tempat tinggal di Jakarta yang bisa dibilang gak murah. Lebih mending buka usaha sendiri hehehehe. Banyak nya pendatang dari luar Jakarta yang tergiur dengan gaji OK membuat Jakarta semakin padat, setiap tahun saya melihat wajah wajah newbie baru lulus kuliah di menara tempat saya bekerja. Welcome to the jungle ye, kata itu yang mencuat saat melihat mereka.
Okay blog yang panjang, akhir kata cintailah entah itu Bandung atau itu Jakarta. Jangan lupa memelihara lingkungan juga dengan tidak merokok di jalan, dan jangan buang sampah sembarangan. Bandung dan Jakarta punya keunikannya sendiri yang bisa kita nikmati dan syukuri.
Ada yang mau menambahkan Bandung vs Jakarta dari sudut pandangmu, silahkan tinggalkan pesan di comment ya :)
Ada yang mau menambahkan Bandung vs Jakarta dari sudut pandangmu, silahkan tinggalkan pesan di comment ya :)
Whoaaaa Johny Steak... Udah lama banget gak kesana lagiiiii...
ReplyDeleteBtw Bandung dan Jakarta memang bagaikan duren dan pepaya (loh apa hubungannya???), Keduanya punya keunikan masing2 dan selalu dirindukan..
Sama gw juga dah jarang ke Johny Steak, lebih seringnya ke abang tukang sate, rasanya beda beda tipis dan lebih terjangkau banget hehehe.
ReplyDeleteIya ketika di Bandung pengen di Jakarta, ketika di Jakarta pengen ke Bandung hahahaha. Jadi kudu di tengah tengah kitu? Ea point utama nya bukan di kota A atau kota B sih, ada si yayang gak itu point nya hahahaha.
Kaya tokyo sama kyoto
ReplyDelete