Sabtu 26 Nov 2016, tengah hari siap siap mau sharing WV, saya dan suami ke daerah cengkareng dan bertemu dengan kawan lama, keadaan rumah dia sudah berubah drastis yang dulunya tinggal di sebuah gubuk, sekarang sudah bisa beli rumah dan rumahnya lumayan ok dan bukan rumah tua harga nya pun terjangkau sekali, berbeda dengan harga rumah di daerah kota. Dia berjanji akan memberitahu jika ada rumah murah yang mau dijual di daerah sana, tetapi setelah saya pikir pikir lagi mending beli di daerah bandung yang adem, hehehe harganya pun tidak semelejit di kota Jakarta pula.
Pulangnya kami pergi ke rumah ci Vero, kerabat yang baru kami kenal dari grup jalan jalan yang baru sebulan kurang kami rintis. Letak rumahnya di daerah pedongkelan, dan ternyata rumahnya ok ok ok banget. Kami ngobrol juga dengan suami nya, dan mendengar suami saya mau memulai bisnis sampingan, ko Fer ini langsung welcome banget, dan berulang kali berkata memang harus berbisnis, mengharapkan dari gaji kantoran sangat sangat tidak cukup, biaya anak sekolah yang makin tinggi, biaya dapur makin tinggi, apalagi biaya beli rumah. Jujur saja kalau tidak dari bisnis saya pasti tidak akan seperti ini. Mereka berdua memulai nya dari nol dan sangat susah dan berat memulai nya harus rajin, butuh mental sekuat baja. Memang jaman sekarang lebih susah, dulu orang butuh barang orang tersebut yang cari kita, sekarang kita punya barang, kita yang harus menjajakannya.
Makanya dia berkata orang yang merantau ke Jakarta jaman dahulu kala, begitu dia sampai dia bekerja pada orang menjadi pegawai, pasti sekarang anak anaknya ekonomi nya kurang dan anak anaknya pasti menjadi pegawai juga tidak jauh berbeda. Tetapi jika orang yang merantau dahulu kala ketika tiba di Jakarta langsung berbisnis, anak anaknya ekonomi nya pasti lebih berada, anak anaknya pasti memiliki jiwa bisnis juga dan lebih memilih meneruskan bisnis orang tua nya dibanding bekerja untuk orang lain. Toh upah yang didapat lebih besar pastinya. Benar memang peribahasa yang bilang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, anak tak akan jauh berbeda dari orang tua nya, kecuali anak itu memberontak ke hal yang positif untuk membuat perubahan.
Ko Fer tidak tamat sekolahnya, dia juga mengecap bagaimana menjadi seorang karyawan bertahun tahun. Pernah ke Jepang dan bekerja sebagai buruh bangunan, gaji besar tapi butuh tenaga besar juga, 3 hari langsung pulang ke indo. Kembali bekerja di pabrik sebagai mandor, selama menjadi mandor dia rajin membaca koran yang isinya berkualitas, banyak membuka wawasannya dengan membaca. Dia juga memulai bisnis kecil-kecilan saat menjadi marketing kardus, dia melihat banyak peluang yang bisa dia cairkan menjadi uang. Tidak seperti karyawan yang lainnya, pulang kerja santai santai, tapi dia mulai merintis bisnis nya sendiri, karena dia melihat setelah berkeluarga pasti banyak kebutuhan hidup dan gaji nya pasti tidak akan cukup. Dia bekerja dengan motor nya membawa barang barang yang dipesan pelanggan, memang butuh keuletan kerja keras kesabaran tenaga juga kejujuran paling penting tetapi dia tetap setia karena di otak dia kerja sebagai karyawan bukan pekerjaan yang ok, gaji terbatas tiap bulan dan per tahun naik hanya berapa dan per tahun juga barang barang semua naik kebutuhan hidup naik jadi percuma saja naik gaji. Tetapi jika berbisnis tidak ada batasan penghasilan, ketika banyak orderan hasil bisa melimpah.
Ketika bekerja pada orang, kita tidak tahu kapan perusahaan itu bangkrut, dan benar saja pabrik sendal tempat kerja ko Fer dibeli oleh orang thailand, dan banyak orang kena phk, ko Fer tidak kawatir toh bisnis sampingan nya sudah mulai jalan dan hasilnya lebih besar dari gaji nya di pabrik, tetapi bagaimana dengan orang orang yang santai dan tidak ada bisnis sampingan? Memang pesangon diberikan, tetapi kuat bertahan berapa lama?
"Orang bekerja di kantoran, diperlakukan seperti motor saja, ketika motor masih baru dipakai nya nyaman enak diurus terus, ketika motornya sudah tua ditinggal begitu saja" Ada masa pensiunnya, ya! Tetapi bisnis berkelanjutan, ketika tua masih mau berkarya silahkan, ketika anak mau membantu atau diambil alih silahkan. Tetapi jika diperusahaan sudah pensiun ya sudah berhenti, anak mau mengganti jabatan itu eits tunggu dulu kata si bos.
Kakak ci Vero juga berkarya di BCA, sudah 40-50 tahun, posisi sudah kepala bagian kredit mobil setelah 30 tahun terus bekerja. Posisi sudah enak tetapi enaknya hanya sebentar, sebentar lagi pensiun. Kelas BCA mungkin dana pensiun besar, tetapi juga akan habis juga, dan anaknya tidak bisa seketika itu juga mengganti posisi besar bapa nya.
Atau ada lagi yang dipaksa keluar, bos nya atau lingkungan nya membuat tidak enak dan terpaksa harus keluar. Atau ketika urgent butuh uang dan kita pinjam ke bos besar, bos besar bilang tidak bisa pinjam. Selang beberapa hari baru menawarkan uang pinjaman dan kebutuhan kita itu sudah selesai, bos hanya basa basi saja. Sulit diandalkan sedangkan pagi sampai sore bahkan malam kita harus selalu ready di kantor.
Dimana mana enak berbisnis mulai lah dari sekarang berbisnis apapun itu, percaya sama ko Fer! Saya tidak akan bisa membeli 3 rumah, 3 mobil, dan menyekolahkan anak sampai kuliah, dan saya bayar uang sekolah langsung lunas setahun setahun agar tidak pusing per bulannya. Saya juga sekolahkan mereka di tempat terbaik agar pergaulannya bagus. Saya tidak tanggung tanggung untuk pendidikan karena ini adalah pegangan mereka.
Anak anak saya juga sudah state tidak mau kerja kantoran, karena bisnis lebih enak. Anak yang paling gede dia kuliah di untar jurusan arsitek, biaya tugas nya mahal tapi dia bisa membeli nya dengan uang hasil sendiri. Dia buat teh thai 50 gelas plastik, dan dijajakan di kampusnya, selalu habis pulang hanya bawa dus nya dan keuntungan yang dia dapat lebih dari 60%. Dia tidak malu, sampai pembantu nya tanya itu dititipkan di kios ya teh nya, katanya tidak, saya yang berkeliling tawarin ke teman teman saya. Kata pembantu nya luar biasa sekali tidak malu.
Anak yang kedua juga dia buka eo kecil kecilan, eo perayaan sweet 17, yang modalnya nihil. Amaziiing!
Jiwa bisnis anak anak muncul karena orang tua nya berani berbisnis, berani mengambil langkah! Bisnis tidak harus punya modal besar, dari yang kecil kecil saja pandai melihat peluang itu intinya!
Satu angkatan kerjaan, sama sama berenti kerja, sang supir pabrik juga sudah mengubah nasibnya sendiri, dahulu supir sekarang sudah punya 6 toko fotocopi, dan kemana mana naik crv, artinya tingkat hidup dia sudah mapan bisa membeli crv. Dia orang padang, orang padang pantang bekerja ke orang, dia bekerja sebagai supir karena kepepet juga. Bisnis bisa mengubah gaya hidup orang.
Lebih berguna orang kaya yang cinta Tuhan, dibanding orang miskin yang cinta Tuhan. Itu jadi suatu frase yang terus terngiang. Ketika seorang kaum saleh kesusahan dan bercerita pada orang miskin, orang miskin kurang bisa membantu dan bisa berdoa. Bagaimana membantu hidup nya saja sudah susah. Tetapi ketika orang berkapasitas dan tau orang itu susah, Tuhan bisa lebih banyak berkarya lewat tangan si orang ini.
Benar juga kata buku rich dad poor dad, kita setidaknya harus bergaul dengan para orang kaya, karena mereka bisa mengajari mainset atau pandangan pandangan yang bijak yang sebelumnya kita belum tau.