Thursday, February 26, 2015

Terjebak di dalam kerumunan demo

Pagi ini tidak biasa nya saya bisa bangun pagi, saya terbangun karena ada panggilan alam hahaha, dan memutuskan langsung mandi dibanding goler-goleran lagi di kasur menunggu waktu jam 7 pagi tengtong. Sebelah saya bilang hayuk ke kantor langsung setelah dia mandi. Saya berpikiran malas ah dan saya lebih memilih sarapan dulu di rumah.

Ternyata eh ternyata kami terjebak macet yang luar biasa (jadi menyesal gak mengikuti kata hati sebelah), pertamanya macet dikerumunin banyak kendaraan, eh selanjutnya kami malah dikerumuni oleh banyak orang yang akan menuju KKP untuk berdemo, luar biasa banyaknya sampai kami hanya memacu kendaraan kami dengan kecepatan yang sama dengan orang berjalan kaki. Kenapa kami bisa terjebak, seharusnya kami belok kiri saja setelah Hotel Borobudur depan lapangan banteng Jakarta (memutar ke arah pasar senen). Eh saya memilih untuk lewat jalur biasa (gambir-kkp-tugu tani), ternyata saya memilih keputusan yang tidak tepat sehingga kepentok dengan orang orang yang sedang berdemo hiks. Bila di kemudian hari ada demo lagi, saya lebih baik menghindarinya lewat jalur yang lain meskipun saya tidak kenal jalur itu dan yang pasti arah jalannya akan berputar.

Jadi pengendara pertama menerobos kerumunan massa tidak enak, oleh karena itu kami mengambil posisi di belakang tinggal mengikuti pengendara motor yang di depan. Beberapa orang yang sedang berdemo tidak begitu senang banyak motor yang lewat (kami). Lah dia mau demo gak bilang bilang kita, lalu ada aparat polisi di sekitar hotel borobudur juga tidak menutupi jalan kami. Kurang ada nya sikap yang sigap beginilah akibatnya malah kami yang dimarahi, padahal .........

Kesan terjebak rasanya tidak nyaman, mohon aparat polisi bisa sigap mengatasi hal ini. Aparat sudah memblokir jalan dari arah tugu tani ke monas, tetapi tidak memblokir jalan dari hotel borobudur ke arah tugu tani. Why oh why?

Wednesday, February 18, 2015

Mari berhenti bertanya...

Saya cuplik status Ci Yelli :
Menjelang Hari Imlek.. Berikut versi lebih lengkap dari status yg pernah saya posting.. Be blessed..
Mari kita berhenti bertanya
1. Kapan punya pacar? / Mana pacarnya? / Udah ada pacar belum?
2. Kapan menikah?
3. Kapan pnya anak? / Udah isi belum?
4. Kapan nambah anak? / Udah isi lagi belum?
5. Kapan mantuan?
6. Kapan nambah cucu?
Mengapa?
1. Pertanyaan2 demikian sangat privacy sifatnya.. sama saja tabunya dengan menanyakan "brp penghasilanmu saat ini?" "kapan kamu hubungan suami istri?" "kapan kamu meninggal?"
2. Tidak ada seorangpun yg ingin hidup menjomlo dan tidak memiliki keturunan.. semua mau.. cuma bukan kita sang pemegang waktu..
3. Kita tidak pernah tau apa saja masalah2 dan pergumulan yg dihadapi oleh org yg kita tanya.. apakah pertanyaan kita membuat dia menjadi sukacita ataukah membuat mereka jadi makin berbeban berat?
4. Memiliki pasangan dan keturunan adalah proses mengambil tanggung jawab besar dalam hidup ini.. Kita sendiri tdk akan bisa ikut menanggung tanggung jawab orang yang bersangkutan.. Jadi biarlah proses utk menuju memiliki pasangan, menikah dan memiliki keturunan lahir bukan karena dorongan manusia tetapi dorongan dan anugerah Tuhan yang sanggup memberikan kekuatan..
5. Apabila beban yg dirasa oleh di penanya dirasa terlalu besar maka akan mengakibatkan orang itu minder, lalu mundur dari pertemuan komunitas keluarga..
Saya rasa membangun kebiasaan baru ini adalah hal yang baik untuk kita tumbuhkan.. mari kita beralih kepada topik2 pertanyaan lain yg lebih membangun dan bermanfaat..

Thursday, February 12, 2015

I LOVE You, Lord! May I be able to prove it more and more each day until You return

Lihat picture yang di-upload oleh seseorang di facebook, membuat hati saya bertanya apa yang sudah saya buktikan pada Tuhan bahwa saya mencintai Tuhan di dalam hati saya. Ini dia picture nya :


Saya berdoa agar saya bisa membuktikan cinta saya ke Tuhan dari hari ke hari sampai Tuhan datang. 
Amin !!!

Kebanyakan orang tidak sadar bahwa waktu-Nya sudah dekat! Meskipun hari hari sekarang terasa lama. Saya memiliki seorang saudara, dan dia berkata bosan sekali mendengar berita bahwa Tuhan akan segera datang, dia berkata," Kapan Tuhan datang, dari dulu dari saat saya kecil, Tuhan tidak datang datang, jadi saya memutuskan untuk tidak melakukan apapun tidak bergereja tidak menuntut Tuhan tidak memustikakan hari Tuhan (tidak pergi ke gereja setiap hari minggunya)." Sedih sekali mendengar pernyataan seperti itu.

Ya kita tidak tahu kapan Tuhan itu datang, meskipun kita tidak melihat Tuhan datang, tapi usia yang dapat kita tempuh paling lama berapa lama sih? Usia saya sudah 25 tahun tahun 2015 ini, saya berdoa saya bisa mencapai usia 80 tahun, berarti saya hanya memiliki waktu 55 tahun lagi. Dan 55 tahun ini belum tentu full untuk Tuhan. Oleh karena itu jika ada kesempatan datang untuk membuktikan cinta saya ke Tuhan, saya harus MEREBUTNYA! Dengan sisa usia yang saya miliki semoga Tuhan bisa dimuliakan. AMIN!

Setelah usia kita habis atau tutup usia apa yang kita lakukan? Kita hanya bisa menunggu apakah kita mendapat reward atau tidak mendapat reward. Reward disini adalah kita mendapat mahkota dan dapat meraja dengan Tuhan selama seribu tahun, dan jika kita tidak mendapat reward kita akan masuk ke dalam ratap dan kertak gigi dan kita akan mengalami pelatihan selama seribu tahun agar sama sama MATANG masuk Yerusalem Baru.

Kita mau memilih yang mana? Pelatihan di bumi sepanjang usia kita? Atau pelatihan seribu tahun, sedangkan banyak orang yang matang sedang meraja bersama Tuhan dalam kerajaan seribu tahun?

Oh Tuhan Yesus, semoga kita menjadi orang orang yang bijaksana yang bisa memilih jalur yang benar di hadapan kita. AMIN!

Semua orang yang telah dibaptis memang BERHAK masuk kerajaan Allah (Yerusalem Baru) tetapi ada reward lebih jika kita sudah matang terlebih dahulu di dunia. Jika tidak ada reward, semua orang Kristen pasti sudah bermalas malasan, karena hasil yang diterima akan sama. Tetapi Tuhan kita memberi reward bagi orang yang sudah matang. Puji Tuhan! Semoga kita disini mendapatkan reward ini.

Wednesday, February 11, 2015

Banjir :(

Minggu malam jam 11 malam sampai hari senin sore, hujan tidak berhenti menggunjuri daerah Jakarta. Rasanya sejuk sekali sih tetapi hasilnya banjir dimana mana. Senin pagi berangkat ke kantor bisa sampai ke kantor dengan selamat. Tapi sore harinya perjuangan!!!

Jalan menuju ke rumah dikepung banjir paling tinggi sepaha. Saya tidak berani pakai motor untuk pulang ke rumah, saya taruh motor saya di salah satu restoran di daerah jalan Gajah Mada. Kita berdua pulang dengan berjalan kaki melewati banjir sepaha. Untungnya kita berdua (saya dan suami) sudah makan malam dulu di kantor jadi ada tenaga untuk melangkah. Luar biasa perjalanan kita kali ini dan sangat menjijikan melewati selokan yang meluap dan airnya berwarna coklat uhuuuw.

Puji Tuhan rumah tinggal kita tidak ikutan tergenang air, kita masih bisa mandi makan tidur dengan nyaman.

Semoga Jakarta tidak banjir lagi ya ke depannya, tadi pagi saya baca artikel Jakarta sedang dirombak, teknologi Belanda akan dibawa ke Jakarta. Cepat direalisasikan saja agar warga Jakarta tidak menderita lagi saat hujan seharian menimpa.

Yenny main ke rumah, horaaaaaaaaaay!

Sabtu siang 7 Feb 2015 saya menjemput Yenny di sevel Gajah Mada. Senangnya saya kedatangan teman baik saya dari SMP hingga sekarang, kita bersekolah di SMP & SMA yang sama, juga berkuliah di institut yang sama. Terakhir kali berjumpa kapan ya? hmmmmm,, rasanya sudah sangat lama tidak berjumpa muka dengan muka, kalau via udara jangan ditanya hehehe.

Kita langsung mencari menu makan siang di warteg dekat rumah saya karena sudah waktunya makan siang dan perut saya juga sudah kuruyuk kuruyuk. Kita beli daging ayam, kerang merah, sayur lodeh dan kangkung. Rasanya sih standard hehe tapi yang penting perut kenyang deh.

Sampai di rumah, saya langsung ajak ke kamar dan kita langsung mengobrol satu sama lain, membicarakan banyak hal dari A sampai Z. Mulai dari mengenang masa masa lalu (nostalgila) sampai membicarakan masa depan mau bagaimana. Kangen sekali bisa berbicara berdua bersama, saling bertukar pikiran, saling menggosip kawan kawan yang dulu bersama setiap hari dan sekarang sudah tersebar kemana mana. Akhirnya rasa kangen ini terbayarkan tetapi kurang lamaaaaaa, waktu seakan cepat berlalu ya.

Tidak lama setelah Yenny datang, teknisi tv kabel yang saya tunggu tunggu juga akhirnya datang. Saya memasang tv kabel karena di rumah kontrakan baru yang sekarang sinyal tv terestrial tidak bisa tertangkap dengan baik. Sempat pusing tujuh keliling karena abangnya tidak mau dipersulit untuk me-LAN siaran tv ke dua televisi yang saya miliki. Sudahlah untung ada abang Dapit yang akan segera memasangkannya.

Pikir kita, sabtu malam akan pergi ke puncak dengan temannya ko Dapid, tapi nyatanya temannya itu tidak mengabari sama sekali alias batal. Sedih deh, tapi gak sedih sedih amat sih. Kita berdua cari makan bakmi saja di sekitaran jalan Gajah Mada, dan untungnya sedang sepi ni tukang bakmi.

Malamnya kita lanjut ngobrol ini itu sambil nonton tv kabel. Asiknya kayak di hotel hihihihii.

Minggu pagi hujan dong, saya khawatir hall gereja 13 akan banjir, jadi kami berdua pakai rok supaya gak ribet kalau beneran banjir. Tapi rok yang rencana nya akan saya pakai tidak cukup lagi buakakakka, pinggul saya ternyata sudah agak besar, jadi saya akhirnya pake legging selutut. Lalu agak sedikit kecewa papa tidak jadi ke gereja tapi tak apalah suasana gereja kali ini tetap meriah karena ada Yenny dan Sandra (lagi hijrah di Jakarta).

Pulang gereja, kami bertiga, saya Yenny Sandra langsung pergi ke ITC mangga dua berburu baju. Tapi saya hanya mendapat faedah olahraga jalan kaki, tidak mendapat baju baru karena harga nya yang tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Kalau Yenny dapat satu celana. Kalau Sandra entah dia hilang kemana hihi.

Setelah berjam jam jalan kaki, perut kita lapar dan sudah sore juga waktunya memang harus pulang. Kita memilih makan di AW, wedeh ayam nya kecil sekali lalu hanya dapat drumstick serial huks. Ini ada foto selfie kita yuks dilihat.

       
Pose jelek
Pose cakep
Karena di depan kita ada yang pacaran, jadi kita berdua ngacir juga ah. Males juga dilihatin saat kita berdua selfi. Pulangnya kami naik bajaj biru biar pengendara motor di belakang kita gak kasian menghirup asap tebal (tau gak maksud saya?)

Sampai rumah istirahat sebentar, dan waktunya Yenny pulang karena kostan di jauh sekali. Hiks bye bye Yenny, kita berjumpa di tanggal 28 Feb ya.