Monday, March 25, 2019

Kuy mulai lari lagi :)

Menggebu gebu untuk lari lagi? Ini yang sedang saya canangkan untuk mengisi hidup saya ke depan. Bayangkan dari akhir tahun 2018 sampai 23 Maret 2019 sudah berapa hari sudah berapa minggu sudah berapa bulan saya lewati dengan mengalah tak berdaya pada kasur yang empuk. Mager sedang menyelimuti saya, tapi saya tidak diam begitu saja, saya akan berjuang melawan mager ini karena mager ini merusak!!

Karena event nya gratisan lalu medali nya kece dan berbentuk buah kesukaan saya yaitu durian, saya semangat banget daftarnya. Tapi larinya kurang semangat, karena harus bangun pagi men, saya berasa akan pergi ke airport kalau bangun pagi pagi sekali, padahal tidak pagi amat kemarin pukul 5 pagi tepatnya! Tapi uh uh uh uh badan saya menolak, otak saya ingin segera membangunkan badan saya dan berhasil! Selesai urusan ritual pagi hari yang memakan waktu 10 menit, saya menunggu suami saya melakukan persiapannya selama 30 menit, edan rek lebih lamaaaaaa dan rempong. Ditambah harus membersihkan sepatu kami yang sudah lama tidak pernah dipakai lagi, karena sudah lama sekali kita berhenti berolahraga pagi.

Kenapa tidak malam? Pertanyaan bagus! Karena malam, angin jakarta begitu kencang, dan warga jakarta begitu banyak yang lalu lalang di malam hari sampai subuh mungkin. Jadi kalau mau berolahraga outdoor bagusnya adalah pagi hari. Udara juga masih bagus sekali.

Keluar rumah mau kunci pintu rumah, gerimis menyerbu. Sempat bimbang benar mau dilariin atau balik badan. Di tengah kebimbangan kami berdua terus melaju kencang ke arah monas (tempat cuamik buat lari). Sampai monas tetap gerimis dingin dingin seger mendung gitu, meskipun perasaan jadi agak glommy tetap dah dilariin, demi mendapat iler yang nikmat di malam harinya.

Lari 5k? Sepertinya gampang! Tetapi jika sudah lama tidak lari, berat boooos.. 1-2 km pertama ini biasanya berat, tapi ini makin berat entah kenapa, padahal saya lari tidak kenceng kenceng amat, hanya jogging. Perjalanan 5kilometer terasa berat kali ini, padahal saya sudah lumayan sering di race 5-10km, dan the only one race di half 21km. Semoga change 5 kilometer ke depan sudah mulai terbiasa lagi ritme nya.

Dulu sering pasang musik saat lari, tetapi sekarang sudah tidak pernah lagi. Saya ingin menikmati lingkungan sekitar, tetapi cukup sulit karena kebosanan dan kejenuhan dan kecapaian akan melanda. Seninya adalah disini! Bagaimana mendobrak agar semangat terus ada di tengah kejenuhan dan kebosanan dan kecapaian yang datang baik di saat lari atau di dalam kehidupan nyata kita.

Rencana ke depan adalah saya ingin lari di pekarangan rumah, dan pulangnya bisa mampir ke pasar untuk membeli bahan makanan dinner. Out of topik belakangan ini sering masak di rumah, karena super bosan dengan pilihan menu yang dijajakan. Jika memasak sendiri ada timbul rasa kepuasan, meskipun kadang masakan tidak begitu enak tetapi tetap dimakan oleh suami itu ada rasa syukur nya sendiri karena memiliki tipe suami seperti ini hehe. Lebih lebih kalau masakan enak bisa saya jual di depan rumah / via gojek gofood. Amin amin.

Semoga rencana wacana saya berhasil!

Next race saya sudah mendaftar di 10k Pocari Sweat di Bandung! Good luck! Saya mulai hati hati mendaftar race, karena race race semakin banyak dan semakin tidak memperhatikan profesionalisme. Rasanya sayang jika ikut event meskipun harga tidak mahal tetapi mendapat medali yang roges roges, racepack yang sedikit dan kurang bermutu isinya karena kurangnya sponsor, atau bahkan baju jersey yang tidak mumpuni. Lebih baik dana nya ditabung dan ikut event besar yang sudah profesional dari segi manapun. Jersey bagus, medali bagus, racepack juga bagus, harga bagus nyam nyam. Pengen nih ikut race di Tokyo Marathon semoga tersampaikan. Sepertinya race nya ok punya, jalur bersih dan pemandangan nya juga ok punya. Atau ikut marathon di negara eropa, lari di udara dingin yang dapat membuat badan panas dan otot kencang. Semoga tercapai, kalau tidak tercapai tidak apa apa juga sih yang penting keseharian kita tetap konsisten olahraga, masalah lokasi itu rejeki tambahan yang Tuhan berikan. Amin.

Mempertahankan konsistensi susah loh, saya salut dengan konsistensi nya Yenny, dia sakit sakit pun tetap lari, di aplikasi runtastik uh dia yang tidak pernah bolong olahraga. Mantul! Mantab Bethul! Harus belajar dari suhu Yenny! Pantang menyerah terus mengayuh kaki terus meskipun sudah capai! Di garis finish saya selalu disambut si Yenny ini karena dia selalu sampai garis finish duluan. Semangat sampai akhir, senyum pasti merekah saat kaki kita sampai di finish. Di tengah jalan sering menyesali why i am here? kenapa saya mau menderita lari? kenapa saya ikutan ini? duh bodohnya diperbudak! kita bayar mahal lagi (kecuali yg gratis ya)! Ahahaa tapi setelah sampai garis finish, hanya sukacita dan hati yang berbunga bunga yang ada, pikiran penyesalan yang tadi mencuat di tengah jalan sudah sirna ckck. Jadi ketika pikiran ini datang, harus dihempas! Liat garis finish, terus maju ke depan! Pasti ada garis finish di depan sana! Semangat terus selama badan kita masih mau diajak lari!