Monday, November 28, 2016

Ubahlah mainset ngantor mu sedini mungkin!

Sabtu 26 Nov 2016, tengah hari siap siap mau sharing WV, saya dan suami ke daerah cengkareng dan bertemu dengan kawan lama, keadaan rumah dia sudah berubah drastis yang dulunya tinggal di sebuah gubuk, sekarang sudah bisa beli rumah dan rumahnya lumayan ok dan bukan rumah tua harga nya pun terjangkau sekali, berbeda dengan harga rumah di daerah kota. Dia berjanji akan memberitahu jika ada rumah murah yang mau dijual di daerah sana, tetapi setelah saya pikir pikir lagi mending beli di daerah bandung yang adem, hehehe harganya pun tidak semelejit di kota Jakarta pula.

Pulangnya kami pergi ke rumah ci Vero, kerabat yang baru kami kenal dari grup jalan jalan yang baru sebulan kurang kami rintis. Letak rumahnya di daerah pedongkelan, dan ternyata rumahnya ok ok ok banget. Kami ngobrol juga dengan suami nya, dan mendengar suami saya mau memulai bisnis sampingan, ko Fer ini langsung welcome banget, dan berulang kali berkata memang harus berbisnis, mengharapkan dari gaji kantoran sangat sangat tidak cukup, biaya anak sekolah yang makin tinggi, biaya dapur makin tinggi, apalagi biaya beli rumah. Jujur saja kalau tidak dari bisnis saya pasti tidak akan seperti ini. Mereka berdua memulai nya dari nol dan sangat susah dan berat memulai nya harus rajin, butuh mental sekuat baja. Memang jaman sekarang lebih susah, dulu orang butuh barang orang tersebut yang cari kita, sekarang kita punya barang, kita yang harus menjajakannya.

Makanya dia berkata orang yang merantau ke Jakarta jaman dahulu kala, begitu dia sampai dia bekerja pada orang menjadi pegawai, pasti sekarang anak anaknya ekonomi nya kurang dan anak anaknya pasti menjadi pegawai juga tidak jauh berbeda. Tetapi jika orang yang merantau dahulu kala ketika tiba di Jakarta langsung berbisnis, anak anaknya ekonomi nya pasti lebih berada, anak anaknya pasti memiliki jiwa bisnis juga dan lebih memilih meneruskan bisnis orang tua nya dibanding bekerja untuk orang lain. Toh upah yang didapat lebih besar pastinya. Benar memang peribahasa yang bilang buah jatuh tak jauh dari pohonnya, anak tak akan jauh berbeda dari orang tua nya, kecuali anak itu memberontak ke hal yang positif untuk membuat perubahan.

Ko Fer tidak tamat sekolahnya, dia juga mengecap bagaimana menjadi seorang karyawan bertahun tahun. Pernah ke Jepang dan bekerja sebagai buruh bangunan, gaji besar tapi butuh tenaga besar juga, 3 hari langsung pulang ke indo. Kembali bekerja di pabrik sebagai mandor, selama menjadi mandor dia rajin membaca koran yang isinya berkualitas, banyak membuka wawasannya dengan membaca. Dia juga memulai bisnis kecil-kecilan saat menjadi marketing kardus, dia melihat banyak peluang yang bisa dia cairkan menjadi uang. Tidak seperti karyawan yang lainnya, pulang kerja santai santai, tapi dia mulai merintis bisnis nya sendiri, karena dia melihat setelah berkeluarga pasti banyak kebutuhan hidup dan gaji nya pasti tidak akan cukup. Dia bekerja dengan motor nya membawa barang barang yang dipesan pelanggan, memang butuh keuletan kerja keras kesabaran tenaga juga kejujuran paling penting tetapi dia tetap setia karena di otak dia kerja sebagai karyawan bukan pekerjaan yang ok, gaji terbatas tiap bulan dan per tahun naik hanya berapa dan per tahun juga barang barang semua naik kebutuhan hidup naik jadi percuma saja naik gaji. Tetapi jika berbisnis tidak ada batasan penghasilan, ketika banyak orderan hasil bisa melimpah. 

Ketika bekerja pada orang, kita tidak tahu kapan perusahaan itu bangkrut, dan benar saja pabrik sendal tempat kerja ko Fer dibeli oleh orang thailand, dan banyak orang kena phk, ko Fer tidak kawatir toh bisnis sampingan nya sudah mulai jalan dan hasilnya lebih besar dari gaji nya di pabrik, tetapi bagaimana dengan orang orang yang santai dan tidak ada bisnis sampingan? Memang pesangon diberikan, tetapi kuat bertahan berapa lama?

"Orang bekerja di kantoran, diperlakukan seperti motor saja, ketika motor masih baru dipakai nya nyaman enak diurus terus, ketika motornya sudah tua ditinggal begitu saja" Ada masa pensiunnya, ya! Tetapi bisnis berkelanjutan, ketika tua masih mau berkarya silahkan, ketika anak mau membantu atau diambil alih silahkan. Tetapi jika diperusahaan sudah pensiun ya sudah berhenti, anak mau mengganti jabatan itu eits tunggu dulu kata si bos.

Kakak ci Vero juga berkarya di BCA, sudah 40-50 tahun, posisi sudah kepala bagian kredit mobil setelah 30 tahun terus bekerja. Posisi sudah enak tetapi enaknya hanya sebentar, sebentar lagi pensiun. Kelas BCA mungkin dana pensiun besar, tetapi juga akan habis juga, dan anaknya tidak bisa seketika itu juga mengganti posisi besar bapa nya.

Atau ada lagi yang dipaksa keluar, bos nya atau lingkungan nya membuat tidak enak dan terpaksa harus keluar. Atau ketika urgent butuh uang dan kita pinjam ke bos besar, bos besar bilang tidak bisa pinjam. Selang beberapa hari baru menawarkan uang pinjaman dan kebutuhan kita itu sudah selesai, bos hanya basa basi saja. Sulit diandalkan sedangkan pagi sampai sore bahkan malam kita harus selalu ready di kantor.

Dimana mana enak berbisnis mulai lah dari sekarang berbisnis apapun itu, percaya sama ko Fer! Saya tidak akan bisa membeli 3 rumah, 3 mobil, dan menyekolahkan anak sampai kuliah, dan saya bayar uang sekolah langsung lunas setahun setahun agar tidak pusing per bulannya. Saya juga sekolahkan mereka di tempat terbaik agar pergaulannya bagus. Saya tidak tanggung tanggung untuk pendidikan karena ini adalah pegangan mereka.

Anak anak saya juga sudah state tidak mau kerja kantoran, karena bisnis lebih enak. Anak yang paling gede dia kuliah di untar jurusan arsitek, biaya tugas nya mahal tapi dia bisa membeli nya dengan uang hasil sendiri. Dia buat teh thai 50 gelas plastik, dan dijajakan di kampusnya, selalu habis pulang hanya bawa dus nya dan keuntungan yang dia dapat lebih dari 60%. Dia tidak malu, sampai pembantu nya tanya itu dititipkan di kios ya teh nya, katanya tidak, saya yang berkeliling tawarin ke teman teman saya. Kata pembantu nya luar biasa sekali tidak malu.

Anak yang kedua juga dia buka eo kecil kecilan, eo perayaan sweet 17, yang modalnya nihil. Amaziiing!

Jiwa bisnis anak anak muncul karena orang tua nya berani berbisnis, berani mengambil langkah! Bisnis tidak harus punya modal besar, dari yang kecil kecil saja pandai melihat peluang itu intinya!

Satu angkatan kerjaan, sama sama berenti kerja, sang supir pabrik juga sudah mengubah nasibnya sendiri, dahulu supir sekarang sudah punya 6 toko fotocopi, dan kemana mana naik crv, artinya tingkat hidup dia sudah mapan bisa membeli crv. Dia orang padang, orang padang pantang bekerja ke orang, dia bekerja sebagai supir karena kepepet juga. Bisnis bisa mengubah gaya hidup orang.

Lebih berguna orang kaya yang cinta Tuhan, dibanding orang miskin yang cinta Tuhan. Itu jadi suatu frase yang terus terngiang. Ketika seorang kaum saleh kesusahan dan bercerita pada orang miskin, orang miskin kurang bisa membantu dan bisa berdoa. Bagaimana membantu hidup nya saja sudah susah. Tetapi ketika orang berkapasitas dan tau orang itu susah, Tuhan bisa lebih banyak berkarya lewat tangan si orang ini.

Benar juga kata buku rich dad poor dad, kita setidaknya harus bergaul dengan para orang kaya, karena mereka bisa mengajari mainset atau pandangan pandangan yang bijak yang sebelumnya kita belum tau.

Tuesday, November 8, 2016

Training Trip to Malaysia

Tanggal 4 Nov 2016, pagi pagi bangun, cepat cepat pesen grab ke bandara karena tgl ini katanya bakal ada demo besar takutnya batal terbang kan gawat. Saya pergi ke Malaysia dengan 100 orang dari Indonesia, kami sama sama mau menimba ilmu dari seorang USA bernama bang Mamat (sebutan gaol buat Matt Moris - legendaris yang punya cincin double IMD). Kami datang dari berbagai daerah, yang saya tau ada dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, Makassar. Seru pergi bersama sama dan ini merupakan kali pertama saya keluar dari Indonesia, melancong melihat negara luar.

Sesampainya di KLIA, di imigrasi lengang banget tidak ada antrian panjang dan tidak terlalu ribet pemeriksaan nya. AC di bandara kedatangan juga sejuk banget, berbeda dengan di negara saya tercinta. Di bandara keberangkatan soeta OK, di kedatangan nya yang gak OK hahaha. Di kedatangan, imigrasi untuk orang asing padat banget, AC kurang sejuk, dan setelah itu harus mengantri lagi untuk cek bea cukai (ribetos). Kasian para bule yang datang ke soeta.
Arrival Soeta, kasian bule bule ngantri panjang banget
Saya jalan jalan ke mid valley, tempat kantor WV berada. Tempatnya bagus, interiornya juga bagus, banyak kaca kayak ITHB.

Setelah itu kami semua makan wonton & nasi ayam di Tim Ho Wan, harganya masih ringan di kantong koq. Berdua makan habis kurang lebih 100k IDR.


Chicken padet rice
Wonton 14RM only
Dari situ kita langsung ke venue ketemu bang mamat, sayang sekali saya gak kebagian dipeluk nih. Saat giliran foto saya datang, eh malah kena stop para staff nya. SEBEL! Gak berapa lama lagi dibuka lagi dong. Asem banget tuh kru kru yang pakai baju kuning. Acara mulai jam stg 9 malam - 10 malam. Overall rame sih.
Temukan perbedaan di dalam foto ini
Jam 10 check in ke suite Acapella Hotel, langsung cabut makan ke Nasi Lemak Cinta Sayang, jaraknya gak begitu jauh dari hotel. Naik uber bolak balik 20RM. Makan nasi lemak harga 5RM, sudah termasuk sarden dan telur sepuasnya. Rasanya sama koq seperti nasi uduk di Indonesia. Jam 1 malam, baru pulang ke hotel lagi, naik uber yang sama. Karena grup kita banyak, pakai uber hanya 1, dan uber nya ini jadi bolak balik dan dia adalah anggota WV juga. WOW leader Ardy melebarkan sayapnya sampai ada teamworknya di negeri Jiran ini.
Hotel nya enak banget. mau nya tiap hari tinggal di tempat seperti ini, lacinya banyak, tempatnya lengkap ada dapur kulkas meja makan sofa kasur empuk wc nyaman. Mantap! mau dong 1 Tuhan buat di Indo!










Pagi pagi bangun siap siap mau ketemu bang mamat. Rame banget di dalam hall MSU, ada kurang lebih 1200 orang yang mau denger curhatan bang mamat. Dalam acara bang mamat banyak kasih pelajaran, ada juga Dennis Bay yang kasih review product. Saya suka sama Dennis Bay gaya nya funky, dia pakai baju kuning, dan celana krem attracting banget ditambah di jari nya ada cincin IMD, cincin yang diidam-idamkan banyak orang hahaha berliannya banyak boo bling bling. Dan dia duduk persis di depan saya, tapi hanya sebentar. Dia review product nya ok banget, saya seperti kembali ke kelas taman kanak kanak.
Teman sy dengan Dennis Bay
My lunch 5.5 RM hotplate noodle


Saya jangan ditinggal foto
Jam 7.30 malam ketemu sama bro Ling, kaum saleh di Syah Alam, ontime banget orangnya jalannya super cepet, gw aja sampe lari lari kecil ikutin dia dari belakang. He is also so kind give us a lot chinese food, take us to KLCC tower, and also bring us back to hotel. In the Sunday morning, he also pick up us to have breakfast together, we eat curry me and bihun pork. Delicioso! Di Malay ada 2 kali ketemu orang Indonesia bekerja di restoran, tampaknya mereka bahagia hehehe. Kalau di Indo, orang orang restoran biasanya pada manyun hahahaa. Orang malay lebih suka makan yang steam steam, jika mereka ke Indonesia langsung tenggorokannya sakit karena makanan di Indonesia kebanyakan yang digoreng semua.
Dinner with saint Shah Alam

Wefie with sister Sharon






Curry mee
My last breakfast Bihun Pork 5RM only
Oh ya ada 2 kejadian sebelum berangkat sidang, saya masak air di teko listrik untuk masak mie gelas, dan ternyata setengah jam kemudian airnya masih dingin karena saya lupa cetrekin si teko ckckck. Kedua baju merah saya lecek, saya liat ada setrika di lemari, saya pakai lah dan ternyata itu membuat baju saya tinggal di malay karena baju nya robek dooooong, gatau dah gw settingnya gmn, pokoke hangus aja tu baju merah huksss.

Lanjut sidang SPR disana, mereka semua pakai bahasa cina yang saya tidak mengerti. Untungnya ada sister Sharon n bro Ken yang membantu translate. Bro Ling dia yang pimpin sidang. Sharon & Ken juga ikut menemani saya makan malam kemarin. Mereka bertiga sangat ramah dan penuh Kristus.








Sidang belum selesai, tapi bro Ling mau mengantarkan kami ke bandara. Jadi merasa sungkan.

Thanks bro Ling, sister Sharon, and bro Ken.

Kesimpulan jalan jalan di Malaysia : negara nya lebih maju dari Indonesia, penduduk tidak begitu banyak dan beragam ras nya, banyak pendatang asing juga. Motor jarang, mereka seringnya memakai mobil karena pendapatan mereka lebih bagus dari Indonesia, pantas alumni kampus saya banyak yang betah di malaysia. Bayar tol (pakai alat seperti hp), isi bensin semua sendiri, tidak ada petugas nya. Mau cari satpam di bandara pun sulit, tapi petunjuknya sudah lengkap jadi kemungkinan kecil kesasarnya. Pegawai di malaysia lebih happy deh dari indo. Kalau macet pun mereka tertib tidak ada yang serobotan atau mengambil bahu jalan.
Colokan di Malay, berbeda dengan yang di Indo, kalau mau ke malay jangan lupa bawa ini ya buat cash HP!












Sedihnya, ketika bertemu banyak orang luar negri di training, pertanyaan pertama benar ya ada demo di Jakarta. Ayo berbenah diri Indonesia ku! Jangan demo demo, tapi buat Indonesia ini berjaya dan maju!
Mau pulang ke Indo, hiks! Very short holiday

Tunggu boarding
Nikmatnya nih jalan jalan ke luar negri, semoga tulisan yang ada di bawah menjadi kenyataan dalam hidup saya ya

Thanks WV, you can make my dream come true!!!! Wanna join to explore around the world, kindly to contact me WA 08979709222. I Will happy to guide you.